Selasa, 30 Agustus 2011

Mengungkap Misteri Perubahan Suhu Saturnus

Pijar misterius yang berada di angkasa daerah kutub Saturnus.
Credit: erabaru.net

Allan Irewonder dari institut perguruan tinggi London, Inggris dan sejawatnya telah melakukan pengamatan jangka panjang terhadap Saturnus. Dari hasil pengamatan tersebut mereka mendapati, bahwa pijar misterius di daerah kutub Saturnus mungkin dapat menyingkap misteri perubahan suhu Saturnus.

Menurut laporan Space.com Rusia, selama bertahun-tahun, suhu di permukaan Saturnus terus membuat para ilmuwan bingung ; suhu aktual fase gas planet raksasa ini jauh lebih tinggi dari nilai perhitungan teori, artinya, energi panas yang dimilikinya seolah-olah jauh lebih tinggi dari energi pancaran yang diperoleh dari matahari. Demi untuk menyingkap misteri ini, Allan Irewonder dari institut perguruan tinggi London, Inggris dan sejawatnya telah melakukan pengamatan jangka panjang terhadap Saturnus. Dari hasil pengamatan tersebut, mereka mendapati bahwa tingat kerumitan yang diperlihatkan Saturnus jauh melampaui bayangan orang-orang sebelumnya.

Selama ini, para ilmuwan terus berusaha mencarai sumber energi “lebih” di permukaan Saturnus. Menurut mereka, bahwa pijar miserius di angkasa kutub Saturnus secara terus menerus memanaskan lapisan atas udara Saturnus, kemudian gas–gas yang telah dipanaskan ini lalu dibawa ke daerah khatulistiwa Saturnus mengikuti suatu proses perputaran yang belum diketahui, sehingga menyebabkan naiknya segenap suhu di permukaan Saturnus.

Namun, sebagaimana yang ditemukan Allan dan rekan, bahwa jika proses gerakan atmosfer di atas itu benar-benar eksis, maka efek yang dihasilkannya kebetulan berlawanan, yaitu : secara perlahan mendinginkan udara khatulistiwa Saturnus. Jika kesimpulan para ilmuwan itu benar, di mana ketika suhu di daerah khatulistiwa Saturnus mencapai 200K, maka daerah kutub tersebut semestinya mencapai 400K.

Allan menuturkan, bahwa masalah sulit yang hadapi saat ini bukan pada suhu yang ada di lapisan bawah udara Saturnus itu lebih rendah dari nilai teori, melainkan energi panas yang dimiliki daerah kutub tersebut “terlalu banyak”.

Sayangnya, para ilmuwan saat ini belum mengembangkan simulasi komputer yang dapat mencerminkan karakter udara di Saturnus. Ada peneliti yang menyebutkan, bahwa jika hendak mengurai misteri ketidakwajaran suhu udara di Saturnus, mungkin terlebih dahulu harus merevisi terhadap teori tentang atmosfer planet yang ada saat ini. (Sumber Wang-yi Exporer-net-tom tek)

0 komentar:

Posting Komentar